User Tools

Site Tools


suyati_yati_pesek

This is an old revision of the document!


SUYATI (Yati Pesek)

by : Ady Purnama Laurens


Yati Pesek

Suyati adalah seorang pelawak dan pemain teater, yang lahir tanggal 8 Agustus 1952 di Yogyakarta, Jawa Tengah. Beliau berasal dari keluarga besar, anak kelima yang terdiri dari 12 bersaudara. Beliau sangat mengidolakan sosok ibunya yang dikenal dengan panggilan ”Janoko Pesek”. Sejak beliau berusia tujuh tahun, beliau sudah mulai naik pentas untuk menari. Pada usia sembilan tahun, beliau memilih untuk meninggalkan bangku sekolah yang berada di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Hal itu disebabkan karena beliau tidak tahan harus sekolah di pagi hari dan kemudian dilanjutkan pentas malam harinya. Saat beliau berusia sepuluh tahun, beliau mengalami duka yang sangat dalam karena harus kehilangan sosok panutan bagi hidupnya yaitu sang ayah. Dua tahun kemudian, sang ibu meninggalkan dirinya, kakaknya dan adiknya. Kehilangan kedua sosok ini meninggalkan luka yang dalam bagi beliau. Beliau sangat terpukul karena dalam usia sangat muda, beliau harus kehilangan dua sosok pembimbing yang sangat disayangi. Sejak saat itu, beliau harus hidup mandiri yang hanya mengandalkan kemampuan menari yang dimilikinya, yaitu bermain ketoprak dan wayang orang. Beliau memiliki tekad untuk melanjutkan kehidupan dan total menggeluti kesenian tradisional sepanjang hidupnya. Kemudian beliau mengikuti grup ketoprak Tobong yang bernama Siswo Budoyo dari Tulungagung, JawaTimur. Ketika beliau mengikuti ketoprak Tobong yang harus pentas keliling ke seluruh Indonesia maka beliau mendapatkan banyak pengalaman-pengalaman yang sangat berharga.

Yati Pesek

Selain menggeluti masalah seni ketoprak, beliau juga mempelajari beberapa seni yang lain seperti tembang, gerak-gerak tari, dan juga cengkok-cengkok sindenan. Maka lengkaplah kesenian beliau sebagai seorang pemain panggung. Bakat yang dimiliki telah mengalami kemajuan yang sangat pesat bahkan beliau dipercaya mengajar (melatih) beberapa tarian kepada anak-anak dari pemain-pemain ketoprak itu sendiri. Tarian di pentaskan sebelum ketoprak dimainkan (pertunjukan ekstra biasanya tari gambyong dan tari kreasi baru). Beliau mempunyai sesanti “Sapa Sing Seneng Tindak Nistha Ing Kono Wahyune Bakal Sirno” dengan sesanti itu beliau selalu diingatkan dalam bertindak agar tidak berbuat yang tidak benar untuk dapat mencapai cita-cita yang ingin diraihnya.

Di luar Tobong beliau mulai mengenal dengan bentuk kesenian yang lain ataupun bentuk pertunjukan yang lain seperti Wayang Orang, Wayang Kulit, Ludruk, Seni Peran Perfilman, Teater, Modern, Campur sari, dan bentuk pertunjukan kesenian yang lain. Setelah banyak beraktivitas di dalam kesenian akhirnya beliau mulai mendapat jati diri yang sebenarnya yaitu seorang pelawak wanita yang mempunyai nama populer Yati Pesek (karena hidungnya pesek). Puncak kepadatan pentas terjadi ketika musik campursari booming pada kurun 2000-2004. Demi melayani pesanan manggung, beliau sampai membentuk tiga grup campursari yang diberi nama “Suka Humor”. Selama empat tahun, order untuk pentas nyaris tak pernah sepi. Hal ini untuk memberikan kegiatan kepada anak-anak muda yang mempunyai bakat dan minat yang besar akan tetapi tidak ada tempat yang memadai untuk menyalurkan bakatnya.

Padepokan Yati Pesek

Sering terlibat dalam pagelaran wayang, seperti pada pagelaran wayang orang di Taman Budaya Yogyakarta. Beliau pun mendirikan Padepokan Yati Pesek di Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah sejak tahun 2005. Padepokan yang didirikan di atas lahan 5000 meter persegi itu menjadi pusat kegiatan bagi dalang di Solo dan Yogyakarta. Sebulan sekali para seniman tradisional berkumpul di sana. Namanya mulai melambung ketika beliau bermain “Ketoprak Humor” pada salah satu televisi swasta. Beliau dikenal karena lawakannya yang khas dan cukup menghibur di atas panggung. Adapun beberapa film yang pernah dibintangi antara lain Lawang Sewu (Dendam Kuntilanak) tahun 2007, Wakil Rakyat tahun 2009, Jagad X Code tahun 2009, Ngebut Kawin tahun 2010, dan Penganten Pocong tahun 2011. Pada salah satu film yang pernah dibintangi beliau adalah “Wakil Rakyat”, berperan sebagai Mbok Sanem. Di film ini beliau tidak merasa canggung beradu akting dengan aktor muda seperti Tora Sudiro. Salah satu artis muda yang menganggap beliau sebagai panutan adalah Agus Ringgo, karena sikapnya yang tidak meremehkan generasi muda yang menjadi partner kerjanya. Bahkan beliau juga kembali ditawari main dalam film “Wakil Rakyat sekuel II”.

Saat ini beliau mempunyai rumah di tempat Taji Prambanan Klaten dan membuka sebuah usaha rumah makan dengan nama “Rumah Makan Yati Pesek” dengan menu masakan jawa. Di dalam rumah makan itu terdapat beberapa kegiatan seperti latihan tari untuk anak dan remaja baik tari klasik maupun kreasi baru sekaligus persewaan pakaian tarinya, latihan campur sari, latihan karawitan ibu-ibu dan latihan-latihan yang sifatnya isedentil seperti ketoprak, wayang orang, dll. Di rumah Gamping WB I/ 889 Yogyakarta juga terdapat sanggar tari Timbul Busana pimpinan Yati Pesek. Beliau mendirikan yayasan untuk kehidupan seni yang dinamakan “Yayasan Yogya Budaya”. Begitu banyak kepedulian beliau terhadap dunia seni yang lain (selain dunia pelawak). Dedikasi beliau pada seni budaya tradisional terus berlanjut hingga kini. Beliau bersama sang suami bertekad untuk terus melestarikan kesenian tradisional yang telah membesarkan namanya.


Sumber :

suyati_yati_pesek.1432225548.txt.gz · Last modified: 2015/05/21 23:25 by adypurnama